Cerpen










 CERPEN

Ya kalian tidak salah membaca, judul cerpen ini adalah “cerpen,” tapi mengapa?, apa alasan dibalik judul tersebut?. Alasan nya simpel, saya kehabisan ide. Guru saya pernah bilang bahwa bila ingin menjadi orang yang kreatif cobalah untuk menyelesaikan masalah, entah itu soal matematika, teka-teki, atau bahkan bermain rubrik. Kegiatan yang disebutkan tadi merupakan kegiatan problem solving, ya pada dasarnya memecahkan berbagai masalah rumit menuntut otak kita menjadi lebih kreatif dalam pilihan nya.

Kukira sudah cukup pembahasan soal pengasahan kreativitas, sekarang mungkin kata kehabisan ide kurang cocok untuk kondisi ku saat ini. Karena sebenarnya banyak ide cerita yang kupikirkan, namun berhubung ide cerita yang kupikirkan kebanyakan memiliki alur rumit dan pace cerita yang lambat, jadi akan susah untuk merubahnya menjadi cerpen. Karena menurutku cerpen tidak perlu pemahaman yang dalam untuk menikmati ceritanya.

Bagian yang paling susah dari pembuatan cerpen menurutku adalah bagian penulisan karakter, bagaimana sifatnya, membuat nya unik, dan paling penting bagaimana perkembangan nya menuju akhir cerita. Semua itu dipersulit dengan persyaratan cerpen yang harus singkat dan pesan moralnya jelas. Jadi sangat sulit membuat cerpen yang kompleks namun tetap mempertahankan keringkasannya.

Pada akhirnya terpikirkan satu ide yang menghantui ku tidak peduli siang maupun malam. Ide cerita dimana mengisahkan diriku ini yang sedang bingung meringkas ide cerita yang ada untuk dibuat cerpen yang kompleks namun tetap ringan. Jadi yang sedang kutulis saat ini termasuk cerpen yang terinspirasi dari kisah hidup. Dan meski tidak terlihat seperti cerpen, tulisan ini memiliki struktur cerpen pada umumnya. Memiliki orientasi, komplikasi, resolusi. Masalahnya adalah koda, saya kurang yakin bahwa cerpen ini bermanfaat dan memiliki pesan moral.

Dengan begini cerpen “cerpen” selesai karena saya sudah tidak perlu memikirkan ide cerita yang kompleks dan ringkas. Saya hanya perlu menuliskan kisah bagaimana cerpen ini dibuat dan seharusnya cerpen ini sudah terklasifikasi sebagai cerpen. 

Oh, saya terpikirkan sebuah pesan moral yang terdengar keren, jadi dalam pembuatan cerpen tidak usah terlalu dibuat beban, jadikanlah menulis cerpen menjadi hiburan, sarana pelepas penat. Masalah genre, cerpen dapat mencakup banyak genre kok tidak harus romansa, aksi atau komedi. Bisa saja mengambil dari kisah hidup mu atau orang lain seperti yang kutulis saat ini. 


Karya: Nathanael Fillino Setiawan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hari ayah

Bayang