Sejuta rasa pada braga

Untaian kata tertuang

Jutaan rasa terbaca

Goresan tinta mulai mengarang

Kupersembahkan padamu Braga


Detik berlalu, hari berganti

Kini kaki kembali berpijak

Bersama aksa yang terlapis kaca

Runtuh dalam dekapan kenangan

Menangisi sang terkasih yang hilang ditelan Braga


Menyesal pun sudah tiada berguna

Meski benak masih sering bertanya

Hai pemuda penyuka hujan

Mengapa dulu satyamu kubalas keangkuhan? 



By : Gita Seftiani Novalisa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hari ayah

Cerpen

Bayang