Belahan Jiwa

 

Belahan Jiwa

Jiwa yang hilang

Datangkan kesepian

Merengut tawa dalam-dalam

Tersebab hadirkan luka


Setangkai mawar merah ditangannya

Tatapan matanya sayu

Berdiri di depan foto lama

Memandang seolah terjerat di ruang kosong


Air mata dari masa lalu

Yang tak bisa lagi dihilangkan

Dia berputar dalam kehampaan

Semesta hanya berpusat pada figuran itu


Dia bersorak hidup

Tetapi kata-katanya lenyap

Lalu jika kau menggila karenanya

Apakah masih pantas disebut belahan?



Karya :

Urmila Rustina Z.

Solikhatin N.

Ellysa Cahya S.

Muhammad Khusnul Fu’ad

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hari ayah

Cerpen

Bayang