Contekan dan Hasutan

 








Contekan dan Hasutan

Jam sudah menunjukkan pukul satu pagi tak membuat seorang gadis yang tengah bergelut dengan tumpukan buku di depannya itu berhenti, ialah Thea. Thea akan berhenti jika tugas sekolahnya selesai,  berkali-kali Thea mendapatkan teriakan dari sang bunda. Namun Thea tak menggubrisnya ia tetap lanjut mengerjakan, mengabaikan sang bunda. Jam terus berputar kini menunjukkan pukul setengah dua dini hari, matanya yang mulai memberat namun tugasnya yang tak kunjung selesai.

Tak terasa pagi telah tiba, kokokan ayam terdengar saling bersahutan menemani seorang gadis yang kini telah siap untuk pergi ke sekolah, jarak yang lumayan jauh mengharuskan Thea untuk pergi lebih awal, kini Thea sudah berada di sekolahnya yang masih sepi karena ia datang terlalu pagi.

Karena mengantuk akibat begadang semalam Thea memutuskan untuk tidur sebentar, baru saja matanya terpejam sebentar seseorang menepuk bahunya pelan, ialah Shenna teman sekelas Thea yang sangat jarang mengerjakan tugas dan selalu meminta contekan tugas kepada Thea, mungkin jika satu dua kali meminta contekan tidak apa, tapi ini hampir setiap hari.

Kepala Thea mendongak dengan satu alis terangkat seolah berkata "apa?" 

 "Minta contekan tugas hari ini" ucap Shenna enteng "Woi Thea, mana buruan nanti keburu bu matematika masuk" geram Shenna kepada Thea yang tak kunjung memberinya contekan.

"Emang ngapain aja di rumah sampe tiap ada tugas engga lo kerjain?" Tanya Thea matanya menatap lurus ke arah 'temannya' itu. "Gue sibuk" jawaban Shenna terdengar konyol baginya, ia tahu kebiasaan 'temannya' itu karena selain sekelas mereka juga tinggal di rumah yang sama. Ya, Shenna adalah saudara tirinya yang sialnya sekarang mereka harus satu sekolah. Sudah satu rumah satu sekolah pula.

Thea tak menggubris permintaan Shenna,  ia kembali menelungkupkan wajahnya memilih untuk menyelami alam mimpinya. Mulai hari ini dan seterusnya ia tak kan memberi contekan, karena Thea tahu Shenna hanya baik saat meminta contekan kepadanya tapi di belakang Shenna menjelekkan-jelekan dirinya dan bahkan menghasut orang lain untuk membencinya, berakhir sampai kelas dua belas ini ia tak mendapat teman yang benar-benar teman karena mereka semua sama seperti Shenna yang hanya menginginkan contekan tugas darinya dan itu cukup membuat Thea muak.

Karya: Diajeng Pangestu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hari ayah

Cerpen

Bayang