HARI AYAH Dipanggulnya segudang beban Di tengah baju sepanjang jalan Dipikulnya sekarung janji dan tanggung jawab Seolah tak letih, namun tubuhmu mulai ringking Keriput di dahimu mengartikan segalanya Tapi sampai detik ini kau masih terus saja berjuang Berjuang setiap harinya untuk keluarga kecilmu Ayah, kaulah pahlawan di hidupku Karya: Naila Putri Ramadhani
CERPEN Ya kalian tidak salah membaca, judul cerpen ini adalah “cerpen,” tapi mengapa?, apa alasan dibalik judul tersebut?. Alasan nya simpel, saya kehabisan ide. Guru saya pernah bilang bahwa bila ingin menjadi orang yang kreatif cobalah untuk menyelesaikan masalah, entah itu soal matematika, teka-teki, atau bahkan bermain rubrik. Kegiatan yang disebutkan tadi merupakan kegiatan problem solving, ya pada dasarnya memecahkan berbagai masalah rumit menuntut otak kita menjadi lebih kreatif dalam pilihan nya. Kukira sudah cukup pembahasan soal pengasahan kreativitas, sekarang mungkin kata kehabisan ide kurang cocok untuk kondisi ku saat ini. Karena sebenarnya banyak ide cerita yang kupikirkan, namun berhubung ide cerita yang kupikirkan kebanyakan memiliki alur rumit dan pace cerita yang lambat, jadi akan susah untuk merubahnya menjadi cerpen. Karena menurutku cerpen tidak perlu pemahaman yang dalam untuk menikmati ceritanya. Bagian yang paling susah dari pembuatan cerpen menurutku ada...
Bayang Dalam diri ku bertanya. Apakah diri ini masih pantas. Apakah diri ini masih berpihak. Pada dia yang pernah indah. Kini tinggal akara yang menyelimuti. Tertinggal bekas senyum mu. Tertinggal semua oleh kenangan nya. Dan terhembus hilang oleh angin. Wahai dayita ku.. Kupilih engkau dalam mimpi ku. Bangun di sepertiga malam. Mengucap nama indah mu. Dalam kata perkata. Dalam bait per bait. Bayang mu menyertai ku. Pergilah bersama ku. Karya: Sifan Tabaroni
Komentar
Posting Komentar